BAB XVI
LAYOUT FASILITAS DAN
LAYOUT PLANNING
ARTI DAN TUJUAAN
Manajemen produksi mencakup penyedian dan pemeliharaan bangunan-bangunan,
serta berbagai pelayanan yang dibutuhkan
untuk menempatkan, menyimpan, melindungi, serta melayani orang-orang dan mesin-mesin
yang digunakan untuk membuat berbagi produk dan menyediankan barang dan jasa.
Selama pembuatan desaign dan layout pabrik, diperlukan perhatian manajerial,
dan setelah berjalan usaha manajerial berfungsi untuk menjaga agar bangunan dan
fasilitas lainnya beroperasi secara efektif.
Selain pabrik
dipilih, langkah selanjutnya adalah bagaimana pula menempatkan fasilitas
produksi (layout pabrik ) sebab hal iini pun merupakan usaha membantu
meminimumkan biaya produksi. Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan
bentuk dan penemp[atan
fasilitas-fasilitas yang diperlukan didalam proses pruduksi. Perencanan layout
pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin-mesin peraltan
pabrik, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas service, bersam-sama
dngan penentuan bentuk gedung pabriknya.
Tujuaan
pengaturan layout fasilitas yang baik dapt dilakukan dengan cara :
a.
Memaksimumkan pemanfaatan
peralatan pabrik’
b.
Meminimumkan kebutuhan
tenaga kerja;
c.
Mengusahakn agar aliran
bahan dan produk itu lancer;
d.
Meminimumkan hambatan
pada kesehatan ;
e.
Meminimumkan hambatan
pada kesehatan;
f.
Memaksimumkan pemanfaatan
ruang yang tersedia;
g.
Memaksimumkan keluwesan
menghindari hambatan operasi dan tempat yang terlalu padat;
h.
Memaksimumkan hasil
produksi;
i.
Meminimumkan kebutuhan
akan pegawai da pengendalian dengan menempatkan mesin, lorong dan
fasilitas peninjang agar diperoleh
komunikasi yang mudah dan siap.
Untuk memperoleh layout
pabrik yang efisien, dan criteria pengukurannya. Criteria ini merupakan
tujuaan yang harus di capai didalam menyusun layout pabrik ini. kriteria tersebut, yaitu :
a)
Jarak angkut yang minimum;
b)
Aliran material yang
baik;
c)
Penggunaan ruang yang
efektif;
d)
Luwes;
e)
Keselamatan barang-barang
yang diangkut;
f)
Kemungkinan-kemungkinan
perluasasn dimasa depan;
g)
Biaya efektifitas yang
maksimum factor-faktor diatas perlu
diusahakan dengan biaya rendah.
FAKTOR -
FAKTOR PENENTU LAYOUT
Jenis
layout yang dipilih biasanya tergantung pada :
1.
Jenis produk. Apakah
produk tercsebut berupa barang atau
jasa, desain dan kualitasnya bagaiman, apakah produk tersebut dibuat untuk
persedian atau pesanan.
2.
Jenis proses produksi ini berhubungan dengan jenis
teknologi yang dipakai, jenis bahan yang diangkut dan lat penyedi layanan.
3.
Volime prodksi
mempengaruhi desain fasilitas sekarang dan pemanfaatan kapasitas, serta
penyedian kemungkinan ekspansi dan perubahan.
MACAM
–MACAM LAYOUT
1.
Layout fungsional
Dalam layoit ini, mesin-mesin danperaltan yang mempunyai fungsi
yang sam dikelompokan dan ditempatkan dalam satu tempat atu rung tertentu.
Layout semacam ini biasanya digunakan untuk perusahan yang
memenuhi pesanan diman banyak terdapat pesanan-pesanan yang berbeda, baik
bentuk, kualitas maupun jumlahnya.
Kebaikan layout fungsional :
a.
Dapt mengakibatkan
poemanfaatan optimal mesin, spesialisasi dan tenaga kerja.
b.
Bagian-bagian fungsional
luwes dan dapat memproses berbagai jenis produksi.
c.
Karena mesinnya merupakan
mesin serbaguna, maka biayanya lebih rendah dibandingkan dengan mesin khusus.
d.
Produk dan layanan yang
memerlukan proses yang bermacam-macam dengan muda diproses.
e.
Tidak terpengaruh dengan
adanya kemungkinan satu mesin rusak.
f.
Mesin dan karyawan saling
bergantung, sehingga metode ini sangat sesuai untuk pelaksanan sistem upah
borongan.
Keburukan layout fungsional :
a)
Operasi mesin serbaguna
biasanya lebih lamban dari pada mesin khusus.
b)
Pengendalian bahan dan
biaya angkut bahan dalam pabrik relatif tinggi.
c)
Penentuan jalannya proses
(routing), penetuan jadwal (scheduling) dan akuntasi biayanya sulit sebab
setiap pesanan harus dikerjakan sendiri.
d)
Sulit dilakukan
keseimbangan tenaga kerja dan mesin
mesin.
2.
Layout Produk (garis)
Dalam layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan-perlengkpan
disusun berdasarkan urutan operasi yang diperlukan bagi produksi yang akan dibuat. Dalam hal ini
biasanya perusahaan memproduksi satu macam produk secara terus-menerus dan
dalam jumlah yang besar.
Kebaikan layout ini :
a.
Fasilitas mesin dapat
dioperasikan secara tepat.
b.
Penentuan routing dan
scheduling mudah.
c.
Tak perlu material
handling.
d.
Bahan cepat diproses
e.
Pesanan tak ada karena
proses .
f.
Tak banyak karyawan karena
fasilitas yang digunakan otomatis.
Keburukan Layout Produk :
a.
Fasilitas satu tergantung
pada fasilitas lain.
b.
Bila fasilitas ingin
ditambah, perlu serangkaian fasilitas sehingga investasi mahal.
c.
Memerlukan perencanan
proses yang matang, pengawasan proses harus teliti.
3.
Layout Kelompok
Memisahkan daerah atua tempat serta kelompok mesin yang membuat
serangkaian komponen yang memerlukan pemerosesan sama. Setiap komponen
diselesaikan di tempat khusus tersebut.
Kebaikan layout kelompok :
a.
Menghemat biaya
pengendalian bahan.
b.
Mudah mengetahui dimana
setiap kelompok produk berada.
c.
Waktu pengiriman barang
jadi dapat lebih tepat ditentukan scheduling sederhana.
d.
Biaya tettap dapat
dikurangi karena orang biasa mendasarkan diri pada kegiatan yang lalu.
Keburukan Layout kelompok :
a)
Pemanfaatan fasilitas
tidak penuh.
b)
Perlu pengendalian bahan
yang baik.
c)
Bagian-bagian tidak
luwes.
d)
Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh.
Layout Posisi Tetap
Menempatkan produk-produk kompleks yang sedang dirakit pada
suatu tempat, seperti pembuatan pesawat, kapal, dan lain- lain.
PERENCANAAN LAYOUT
Langkah
pertama yang harus dilaksanakan dalam perencanan layout adlah melihat pada
perencanaan produk berupa spesifikasi yang menunjukan fungsi-fungsi yang
dimiliki produk tersebut. Manajemen selalu berusaha membuat barang-barang
dengan kualitas yang baik dan biaya serendah mungkin, sehingga perlu ditentukan
perencanan produk dengan layout berdasrkan perbandingan teknis dan biaya.
Langkah
selanjutnya dalam merencanakan layout adalah menetapkan perlengkapan yang
dibutuhkan dan memilih mesin-mesinnya. Jumlah masing-masing komponen yang
dibutuhkan harus dijabarkan kedalam jumlah mesin yang dibituhkan. Untuk
melaksanakan ini, maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan harus
diperhitungkan untuk masing-masing operasi. Penggunan factor efisiensi
menunjukan bahwa pabrik mungkin tidak beroperasi pada kapasitas penuh (100%),
dan hal ini menimbulkan kekeliruan scheduling. Semakin rendah
faktorefisiensi, semakin besar kapasitas yang dibutuhkan. Jadi apabila
diperlukan 1000 satuan produk dan tiap satuan produk membutuhkan 0,4 jam kerja,
maka total jam mesin yang dibutuhkan, yaitu
|
Waktu 0,4 jam kerja mesin persatuan produk diperoleh dari waktu standart atau waktu yang
diperkirakan dengan memerhatikan waktu cadangan. Apabila faktor cadangan
kerusakan adalah 4 %, maka hal ini akan menaikan total jam kerja mesin yang
dibutuhkan menjadi :
|
|
Apabila digunakan 40 jam kerja per
minggu dalam setiap tahun, maka jumlah kebutuhan mesinya :
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar